PERTEMUAN
Memahami Pentingnya Kampanye Keselamatan Jalan
Tujuan
1.
Memahami dasar hukum program kampanye keselamatan
jalan
2.
Mengerti dan memahami tujuan dilakukannya kampanye
keselamatan jalan
Dasar Hukum
2.
Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
3. Panduan
Keselamatan Jalan
4. RUNK Jalan
2011 – 2035
5. Sosialisasi
Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA-PERHUBUNGAN DARAT 2008
6. Review
Rencana Umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan – PT Aulia Sakti
Internasional
7. Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2015, Tentang Standar Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan.
Definisi Kampanye
1.
Menurut WWF (The World Wide Fund for
Nature) Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan
kepedulian dan perubahan perilaku dari target audiens.
2.
Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan
kampanye sebagai rangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan
menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
3.
Menurut KBBI. kampanye adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik
atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya
untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan
suara.
4.
Rajasundarman, kampanye
dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda
secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk
mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
5.
Leslie B. Snyder
menuturkan kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi
yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna
mencapai tujuan tertentu.
Kampanye Keselamatan Jalan
Suatu bentuk kegiatan terencana yang
dilaksanakan oleh organisasi/kelompok tertentu dalam waktu tertentu untuk
menyebarkan informasi tentang keselamatan jalan dengan tujuan menciptakan
dampak pada sejumlah masa dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap
keselamatan jalan yang menggunakan berbagai metode komunikasi. Karakteristik
Kampanye Keselamatan Jalan.
Karakteristik Kampanye
1. Informasi ke masyarakat luas
2. Mempopulerkan masalah-masalah sosial di masyarakat
3. Hendak merubah kebiasaan atau perilaku
4. Memperbaiki kondisi sosial
5. Memberikan sebuah pemecahan
6. Tidak bermuatan politik
7. Menciptakan efek tertentu
8. Dilaksanakan dalam waktu tertentu
9. Komunikasi yang terorganisasi
Model Kampanye
1. Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional (Venus, 2004:18)
Tahap identifikasi merupakan
tahap penciptaan identitas kampanye yang dengan mudah dapat dikenali oleh
khalayak. Hal yang umum digunakan untuk kampanye pemilu misalnya logo, lagu
atau jingle dan slogan yang digunakan oleh semua partai peserta pemilu.
Tahap berikutnya adalah
legitimasi. Dalam kampanye politik, legitimasi diperoleh ketika seseorang telah
masuk dalam daftar kandidat anggota legislatif, atau seorang kandidat presiden
memperoleh dukungan yang kuat dalam polling yang dilakukan lembaga independen.
Tahap ketiga adalah
partisipasi. Tahap ini dalam praktiknya relatif sulit dibedakan dengan tahap
legitimasi karena ketika seorang kandidat, mendapatkan legitimasi, pada saat
yang sama dukungan yang bersifat partisipatif mengalir dari khalayak.
Partisipasi ini dapat bersifat nyata (real) atau simbolik. Partisipasi nyata
ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam menyebarkan pamflet, brosur
atau poster, menghadiri demonstrasi yang diselenggarakan pasangan kandidat.
Sedangkan simbolik dinyatakan dengan perbuatan menempelkan stiker atau gambar/poster
pasangan kandidat.
Tahap keempat adalah
tahapan penetrasi. Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah produk atau sebuah
gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat. Seorang juru
kampanye misalnya, telah berhasil menarik simpati masyarakat dan meyakinkan
mereka bahwa ia adalah kandidat terbaik dari sekian yang ada.
Terakhir adalah tahap
distribusi atau dapat disebut dengan tahap pembuktian. Pada tahap ini tujuan
kampanye pada umumnya telah tercapai. Kandidat politik telah mendapatkan
kekuasaan yang mereka cari. Tinggal bagaimana mereka membuktikan janji-janji
mereka saat kampanye. Bila mereka gagal melakukan hal itu maka akibatnya akan
fatal bagi kelangsungan jabatan atau gagasan yang telah diterima masyarakat.
Model Kompenensial Kampanye Model ini menggambil komponen-komponen pokok yang
terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye.
Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi: sumber kampanye, saluran,
pesan, penerima kampanye, efek dan umpan balik. Unsur-unsur ini harus dipandang
sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye.
2.
Model Kampanye Ostergaard Model ini
dikembangkan oleh Leon Ostergaard, seorang teoritis dan praktis kampanye
kawanan dari Jerman (Klingemann, 2002). Menurut Ostergaard sebuah rancangan
program kampanye untuk perubahan sosial yang tidak didukung oleh temuan-temuan
ilmiah tidaklah layak untuk dilaksanakan. Alasannya karena program semacam itu
tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi masalah yang
dihadapi. Sebuah program kampanye hendaklah selalu dimulai dari identifikasi
masalah secara jernih langkah ini disebut sebagai tahap Prakampanye. Tahap
kedua pegelolaan kampanye.
3. The Communicative Functions Model Judith Trent dan Robert Friendenberg
adalah praktisi sekaligus pengamat kampanye politik kampanye di Amerika Serikat
dalam bukunya yang bertajuk Political Campaign Communication. Model ini
memusatkan analisisnya pada tahapan kegiatan kampanye. Langkah-langkahnya
dimulai dari surfacing (pemunculan), primary (primer), nomination (pencalonan)
dan election (pemilihan).
4. Model Kampanye Nowak dan Warneryd Menurut McQuail dan Windahl (1993) model
kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu contoh model tradisional
kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak
dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan
deskriptif dari bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Pada model model
kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan elemen kampanye yang harus
diperhatikan yaitu: Intended effect (efek yang diharapkan), Competiting communication
(persaingan komunikasi), Communication object (objek komunikasi), Target
pupulation & Receiving group (populasi target dan kelompok penerima), The
channel (saluran), The message (pesan), The communicator/sender
(komunikator/pengirim pesan), The obtained effect (efek yang dicapai.
5. The Diffusion of Innovations Model Model difusi inovasi ini umumnya
diterapkan dalam kampanye periklanan (commercial campaign) dan kampenye yang
berorientasi pada perubahan sosial. (social change campign). Penggagasnya adalah
ilmual komunikasi Everett M. Rogers. Dalam model ini Rogers menggambarkan
adanya empat tahap yang akan terjadi ketika proses kampanye berlangsung tahap
pertama yaitu informasi (information), tahap kedua membuat keputusan untuk
mencoba (decision, adoption and trial), tahap terakhir adalah konfirmasi atau
reevaluasi. (Larson, 1993).
Contoh Kampanye
kampanye keselamatan jalan di sekolah
Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang keselamatan jalan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya keselamatan jalan
3. Memberikan shock therapy berupa kondisi keselamatan jalan dan angka
kecelakaan
4. Mendidik dan menyebarkan keselamatan jalan kepada orang lain
Bentuk KegiatanKampanye dilakukan dengan
menggunakan materi yang ditayangkan atau ditampilkan melaluli slide komputer
baik berupa tulisan/gambar/video. sehingga lebih mudah diterima oleh sasaran.
selain itu, kesempatan tanya jawab juga diberikan, hal ini menjadikan
keleluasaan sasaran dalam mengetahui secara mendalam tentang materi yang disamapaikan.
PERTEMUAN
Memahami Pentingnya Kampanye Keselamatan Jalan
Memahami Pentingnya Kampanye Keselamatan Jalan
Tujuan
1.
Memahami dasar hukum program kampanye keselamatan
jalan
2.
Mengerti dan memahami tujuan dilakukannya kampanye
keselamatan jalan
Dasar Hukum
2.
Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
3. Panduan
Keselamatan Jalan
4. RUNK Jalan
2011 – 2035
5. Sosialisasi
Keselamatan Jalan – PT TRIDAYA CIPTA UTAMA-PERHUBUNGAN DARAT 2008
6. Review
Rencana Umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan – PT Aulia Sakti
Internasional
7. Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2015, Tentang Standar Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan.
Definisi Kampanye
1.
Menurut WWF (The World Wide Fund for
Nature) Indonesia, kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan
kepedulian dan perubahan perilaku dari target audiens.
2.
Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan
kampanye sebagai rangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan
menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
3.
Menurut KBBI. kampanye adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik
atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya
untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan
suara.
4.
Rajasundarman, kampanye
dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda
secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk
mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.
5.
Leslie B. Snyder
menuturkan kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi
yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna
mencapai tujuan tertentu.
Kampanye Keselamatan Jalan
Suatu bentuk kegiatan terencana yang
dilaksanakan oleh organisasi/kelompok tertentu dalam waktu tertentu untuk
menyebarkan informasi tentang keselamatan jalan dengan tujuan menciptakan
dampak pada sejumlah masa dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap
keselamatan jalan yang menggunakan berbagai metode komunikasi. Karakteristik
Kampanye Keselamatan Jalan.
Karakteristik Kampanye
1. Informasi ke masyarakat luas
2. Mempopulerkan masalah-masalah sosial di masyarakat
3. Hendak merubah kebiasaan atau perilaku
4. Memperbaiki kondisi sosial
5. Memberikan sebuah pemecahan
6. Tidak bermuatan politik
7. Menciptakan efek tertentu
8. Dilaksanakan dalam waktu tertentu
9. Komunikasi yang terorganisasi
Model Kampanye
1. Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional (Venus, 2004:18)
Tahap identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanye yang dengan mudah dapat dikenali oleh khalayak. Hal yang umum digunakan untuk kampanye pemilu misalnya logo, lagu atau jingle dan slogan yang digunakan oleh semua partai peserta pemilu.
Tahap berikutnya adalah
legitimasi. Dalam kampanye politik, legitimasi diperoleh ketika seseorang telah
masuk dalam daftar kandidat anggota legislatif, atau seorang kandidat presiden
memperoleh dukungan yang kuat dalam polling yang dilakukan lembaga independen.
Tahap ketiga adalah
partisipasi. Tahap ini dalam praktiknya relatif sulit dibedakan dengan tahap
legitimasi karena ketika seorang kandidat, mendapatkan legitimasi, pada saat
yang sama dukungan yang bersifat partisipatif mengalir dari khalayak.
Partisipasi ini dapat bersifat nyata (real) atau simbolik. Partisipasi nyata
ditunjukkan oleh keterlibatan orang-orang dalam menyebarkan pamflet, brosur
atau poster, menghadiri demonstrasi yang diselenggarakan pasangan kandidat.
Sedangkan simbolik dinyatakan dengan perbuatan menempelkan stiker atau gambar/poster
pasangan kandidat.
Tahap keempat adalah
tahapan penetrasi. Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah produk atau sebuah
gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat. Seorang juru
kampanye misalnya, telah berhasil menarik simpati masyarakat dan meyakinkan
mereka bahwa ia adalah kandidat terbaik dari sekian yang ada.
Terakhir adalah tahap
distribusi atau dapat disebut dengan tahap pembuktian. Pada tahap ini tujuan
kampanye pada umumnya telah tercapai. Kandidat politik telah mendapatkan
kekuasaan yang mereka cari. Tinggal bagaimana mereka membuktikan janji-janji
mereka saat kampanye. Bila mereka gagal melakukan hal itu maka akibatnya akan
fatal bagi kelangsungan jabatan atau gagasan yang telah diterima masyarakat.
Model Kompenensial Kampanye Model ini menggambil komponen-komponen pokok yang terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi: sumber kampanye, saluran, pesan, penerima kampanye, efek dan umpan balik. Unsur-unsur ini harus dipandang sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye.
Model Kompenensial Kampanye Model ini menggambil komponen-komponen pokok yang terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi: sumber kampanye, saluran, pesan, penerima kampanye, efek dan umpan balik. Unsur-unsur ini harus dipandang sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye.
2.
Model Kampanye Ostergaard Model ini
dikembangkan oleh Leon Ostergaard, seorang teoritis dan praktis kampanye
kawanan dari Jerman (Klingemann, 2002). Menurut Ostergaard sebuah rancangan
program kampanye untuk perubahan sosial yang tidak didukung oleh temuan-temuan
ilmiah tidaklah layak untuk dilaksanakan. Alasannya karena program semacam itu
tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi masalah yang
dihadapi. Sebuah program kampanye hendaklah selalu dimulai dari identifikasi
masalah secara jernih langkah ini disebut sebagai tahap Prakampanye. Tahap
kedua pegelolaan kampanye.
3. The Communicative Functions Model Judith Trent dan Robert Friendenberg
adalah praktisi sekaligus pengamat kampanye politik kampanye di Amerika Serikat
dalam bukunya yang bertajuk Political Campaign Communication. Model ini
memusatkan analisisnya pada tahapan kegiatan kampanye. Langkah-langkahnya
dimulai dari surfacing (pemunculan), primary (primer), nomination (pencalonan)
dan election (pemilihan).
4. Model Kampanye Nowak dan Warneryd Menurut McQuail dan Windahl (1993) model
kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu contoh model tradisional
kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak
dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan
deskriptif dari bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Pada model model
kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan elemen kampanye yang harus
diperhatikan yaitu: Intended effect (efek yang diharapkan), Competiting communication
(persaingan komunikasi), Communication object (objek komunikasi), Target
pupulation & Receiving group (populasi target dan kelompok penerima), The
channel (saluran), The message (pesan), The communicator/sender
(komunikator/pengirim pesan), The obtained effect (efek yang dicapai.
5. The Diffusion of Innovations Model Model difusi inovasi ini umumnya
diterapkan dalam kampanye periklanan (commercial campaign) dan kampenye yang
berorientasi pada perubahan sosial. (social change campign). Penggagasnya adalah
ilmual komunikasi Everett M. Rogers. Dalam model ini Rogers menggambarkan
adanya empat tahap yang akan terjadi ketika proses kampanye berlangsung tahap
pertama yaitu informasi (information), tahap kedua membuat keputusan untuk
mencoba (decision, adoption and trial), tahap terakhir adalah konfirmasi atau
reevaluasi. (Larson, 1993).
Contoh Kampanye
kampanye keselamatan jalan di sekolah
Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang keselamatan jalan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya keselamatan jalan
3. Memberikan shock therapy berupa kondisi keselamatan jalan dan angka
kecelakaan
4. Mendidik dan menyebarkan keselamatan jalan kepada orang lain
Bentuk KegiatanKampanye dilakukan dengan
menggunakan materi yang ditayangkan atau ditampilkan melaluli slide komputer
baik berupa tulisan/gambar/video. sehingga lebih mudah diterima oleh sasaran.
selain itu, kesempatan tanya jawab juga diberikan, hal ini menjadikan
keleluasaan sasaran dalam mengetahui secara mendalam tentang materi yang disamapaikan.
0 komentar:
Post a Comment