“Prabowonomics” Dibenarkan Oleh Pendiri Microsoft Bill
Gates
Setelah pensiun
dari Microsoft pada tahun 2000, Bill Gates mendedikasikan waktunya untuk
menjalankan Yayasan Bill dan Melinda Gates. Menggunakan yayasan tersebut, orang
kedua terkaya di dunia ini telah berhasil membantu jutaan orang di hampir
seluruh benua keluar dari jerat kemiskinan, kekurangan air bersih dan
kebodohan.
Bill Gates
adalah filantrofis yang gemar membaca dan menulis. Setiap bulan ia menerbitkan
rangkuman dari buku yang baru selesai ia baca dan dalami di blog pribadinya:
Gates Notes. Hampir seluruh buku yang diulas dalam Gates Notes adalah buku-buku
non-fiksi yang berhubungan dengan pembangunan bangsa-bangsa. Yang menarik, pada
bulan Desember 2014 lalu Bill Gates menerbitkan ulasan
buku karangan
ekonom Joe Studwell yang berjudul How Asia Works.
Menurut Bill
Gates, buku How Asia Works menjawab “pertanyaan terbesar, pertanyaan bernilai
triliunan dolar AS, dalam strategi ekonomi pembangunan”. Menjawab kenapa
Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Tiongkok menjadi negara dengan ekonomi yang
kuat, dan kenapa ekonomi Indonesia, Thailand dan Filipina biasa-biasa saja.
Bill Gates mencatat ada tiga hal yang harus dijalankan oleh pemerintah negara
Asia seperti Indonesia agar dapat menjadi negara yang sejahtera.
Pertama, Bill Gates mengatakan perlu adanya
kesadaran nasional bahwa pertanian adalah sektor paling menentukan bangkit atau
tidaknya perekonomian suatu negara. Ia mencatat bahwa walau mayoritas rakyat
Indonesia bekerja di sektor pertanian, keuntungan sektor pertanian hanya
dinikmati oleh pemilik tanah dan pemodal besar. Kebijakan pemerintah yang tidak
berpihak kepada petani kecil menghasilkan disparitas kekayaan yang
mencengangkan antara penggarap tanah dan pemilik tanah, disparitas yang membuat
turunnya kuantitas produksi pertanian per hektar.
Untuk mengatasi
hal ini, pemerintah harus menerbitkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada
petani kecil. Konkritnya, pemerintah harus melakukan reformasi agraria,
memastikan petani-petani kecil memiliki tanah (bukan menggarap tanah orang lain
atau sekedar menjadi buruh tani) sehingga dapat benar-benar merasakan “the
fruits of their labor” atau hasil kerja keras bertani. Saat petani memiliki
tanah sendiri, Bill Gates mencatat produksi pertanian per hektar akan
meningkat. Hasilnya adalah surplus produksi pertanian. Suplus produksi
pertanian yang dijual kepada negara lain akan menambah pundi-pundi keuangan
negara.
Kedua, Bill Gates mengatakan penghasilan
dari surplus produksi pertanian harus digunakan untuk membangun
industri-industri berorientasi ekspor. Dengan demikian mata uang akan menguat
karena pasar dunia membeli produk Indonesia, dan orang Indonesia sendiri
memiliki pilihan untuk membeli produk-produk karya industri-industri nasional.
Ekonomi akan menjadi kuat karena nilai tambah terjadi di dalam negeri.
Selain itu,
penting untuk digarisbawahi bahwa Bill Gates setuju dengan argumentasi Joe
Studwell bahwa negara-negara sukses tidak menyerahkan ekonomi negaranya kepada
“invisible hand” atau pasar bebas. Pemerintah harus campur tangan secara aktif
dalam membangun ekonomi yang produktif. Pemerintah harus membangun kekuatan
BUMN dan perusahaan-perusahaan nasional dengan kebijakan pro-industri nasional
seperti memberikan suntikan modal, memberikan kemudahan akses ke permodalan dan
memberikan perlindungan dari gempuran persaingan global.
Ketiga, pemerintah harus secara aktif
membina kedua sektor ini (pertanian yang dimotori oleh para petani kecil dan
industri berorientasi ekspor yang dimotori oleh BUMN dan perusahaan nasional)
dengan bank-bank yang dikendalikan secara ketat. Bill Gates menerbitkan kembali
catatan Joe Studwell bahwa negara-negara Asia dengan ekonomi kuat “mengatakan
setuju kepada prinsip-prinsip ekonomi liberal, namun pada kenyataannya
mengendalikan sektor keuangan dengan sangat ketat”. Pemerintah harus memastikan
setiap keputusan besar yang diambil oleh institusi-institusi finansial dalam
negeri sejalan kepentingan nasional jangka panjang, bukan kepentingan singkat
pemodal besar. Petani kecil, BUMN serta para pengusaha nasional yang
menggerakkan industri ekspor haruslah dapat mengakses permodalan dengan mudah.
Walaupun tulisan
Bill Gates baru terbit tanggal 8 Desember 2014, banyak diantara kita tentu
sudah familiar dengan hal-hal yang disebutkan di atas. Banyak diantara kita
tentu sudah mengetahui bahwa pemerintah telah salah urus sektor pertanian. Kita
juga mengetahui bahwa jika diurus dengan benar maka sektor pertanian dapat
memicu suatu “dorongan besar” perekonomian bangsa Indonesia.
Kita familiar
dengan persoalan dan strategi yang diulas oleh Bill Gates baru-baru ini karena
gagasan pembangunan bangsa dari orang kedua terkaya di dunia ternyata sama
persis dengan gagasan yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Gerindra
Subianto sejak tahun 2003 silam.
Tercatat sudah lebih
dari 10 tahun Prabowo berkeliling dari kampus ke kampus, dari
desa ke desa untuk menjelaskan strategi pembangunan ekonomi “dorongan besar”.
Strategi
dorongan besar Prabowo, yang sempat dikenal sebagai “Prabowonomics” adalah
strategi pembangunan ekonomi yang memastikan nilai tambah sektor pertanian dari
hulu ke hilir dinikmati oleh petani kecil, bukan oleh pemodal besar — dengan
cara memberikan suntikan dana langsung ke pedesaan dan memberikan peran kepada
BUMDES dan BUMN dalam pengolahan, pengepakan, pendistribusian dan penjualan
hasil-hasil pertanian. Jika dijalankan, strategi dorongan besar Prabowo akan
mewujudkan kemandirian pangan dan kemandirian energi. Selain itu, strategi
dorongan besar Prabowo juga akan mendorong terciptanya industri-industri
nasional sehingga rakyat Indonesia dapat dengan bangga membeli produk-produk nasional.
Mobil nasional, pesawat nasional, motor nasional, komputer nasional, televisi
nasional, bus nasional, dan produk-produk lain yang sangat dibutuhkan oleh 253
juta rakyat Indonesia. Kebutuhan yang saat ini hampir seluruhnya dipenuhi oleh
produk impor atau perusahaan asing.
Senada dengan
poin ketiga dari catatan Bill Gates, strategi dorongan besar Prabowo juga
menggarisbawahi pentingnya akses ke permodalan oleh petani kecil dan pengusaha
nasional. Bahkan, dalam Program Aksi Partai Gerindra, secara hitam di atas putih Prabowo
mencanangkan pendirian Bank Tani dan Nelayan. Prabowo juga tercatat sering
mengkritik bank-bank nasional yang mempersulit pemberian modal kepada BUMN dan
perusahaan nasional, namun memberikan modal kepada perusahaan asing untuk
mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia.
Dalam
pembicaraan kita mengenai strategi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, kita
harus bersyukur “resep” pembangunan Prabowo yang ternyata sekarang telah diakui
keunggulannya oleh Bill Gates banyak diserap oleh Pemerintahan Jokowi. Adalah
fakta bahwa sekitar 80% “Nawacita” Jokowi yang dirumuskan hanya satu bulan
menjelang pendaftaran Calon Presiden tahun lalu, banyak mengambil poin-poin
Dorongan Besar Prabowo. Namun seperti ditulis sendiri oleh Bill Gates pada
blognya, “the formula is refreshingly clear — even if it’s very
difficult to execute”. Walau resepnya sederhana, pelaksanaannya tidak
mudah. Dibutuhkan lapisan kepemimpinan nasional yang memahami strategi ini dan
berani untuk memutar balik nasib perekonomian bangsa Indonesia. Rakyat
Indonesia sekarang berharap Pemerintahan Jokowi-JK bisa melaksanakan strategi
ini — jika tidak, rakyat akan berharap Jokowi-JK legowo dan menyerahkan pucuk
kepemimpinan nasional kepada pemimpin yang lebih paham dan lebih berani.
0 komentar:
Post a Comment